Assalamualaikum warohmatullahi waboraktuh...
Pagi kembali semuanya...
Still today is a beautiful morning somewhere in Ubud. Alhamdulillah, pagi ini bis amendengarkan suara kicau burung, aliran sungai dibawah guest house, dan menikmati pemandangan bukti hijau di depan mata :)
Kali ini aq mau menceritakan perjalanan wisata hari pertama kami kemarin di sekitar Ubud dan Gianyar.
Dari etinerary yang sudah kami rencanakan, hanya 3 checkpoint yang kami kunjungi, yaitu Pura Tirta Empul, Tegalalang, dan Monkey Forest. Tambahan 1 checkpoint adalah again Kintamani - Mount Batur.
Pura Tirta Empul
Dulu ketika honeymoon, destinasi ini kami lewatkan karena dari luar kelihatan ramai sekali, namun kali ini menjadi salah satu destinasi kami. Pura Tirta Empul berlokasi di Desa Manukaya, Tampaksiring, Gianyar. Berbekal googlemap dan petunjuk dari Beli di guest house akhirnya kami sampai juga di Pura Tirta Empul. Rutenya tidak sulit dari penginapan, kami hanya mengikuti jalan Raya Goa Gajah saja sampai ketemu dengan jalan raya Tampaksiring. Biaya tiket masuk ke Pura ini adalah Rp 15,000 per orang dan parkir Rp 5,000 per mobil. Ketika kami sampai kesana, sedang ada ritual upacara yang diselenggarakan dalam rangka pekan Galungan. Senangnya, jadi kami bisa melihat ritual upacara tersebut. Wanita2nya berkebaya dan membawa sesajen buah2an dan bunga diatas kepala mereka dan para prianya berbusana putih semua lengkap dengan topi dan sarung balinya. Karena ini tempat suci, jadi para pengunjung diharus memakai tali pinggang dan sarung yang sudah disediakan oleh pihak setempat. Disana juga terdapat kolam pemandian air suci. Menurut kepercayaan orang sana, air tersebut bisa membuat mereka hidup sehat, awet muda, dan panjang umur. Lokasi Pura Tirta Empul ternyata bersebelahan dengan Istana Kepresidenan Tampaksiring. Namun, ternyata istana tersebut tidak dibuka untuk umum. Jadi kami hanya bisa lihat saja dari balik pagar di Pura Tirta Empul.
Oiya pengalaman gak enak disini adalah dibagian penjualan souvenirnya. Kami harus melewati lokasi tersebut karena pintu keluarnya memang didesain harus melewati sana, ya biar ada kios2 souvenirnya ada yang lihat mungkin. Penjualnya ternyata agresif2 sekali, sampai tangak aq dan suamiku ditarik dan ditahan sekencang2nya supaya stay melihat2 kemudian beli. Untungnya suamiku bertenang melepaskan dengan alasan kita buru2 takut ditinggal bus rombongan hihihi.. kaburrrr... So far, siy bagus objek wisata ini, cuma nanti kalo mau keluar ke parkiran, better cari jalan lain yang kayanya ada dey selain pintu keluar utama itu :)
Kintamani - Danau & Gunung Batur
ini kali kedua kami ke Kintamani. Tadinya siy kami rencana cuma lewat saja karena tujuan kami selanjutnya adalah Tegalalang. Cuma karena aq pikir aq belum punya foto disini yang sudah mengenakan hijab jadi kami putuskan tidak ada salahnya mampir sebentar hehehe.
Tidak banyak perubahan disini, yang terlihat berbeda hanya lebih sepi pengunjung karena memang bukan peak season.. Pemandangan dan suasana dingin masih sama. Juga penjual souvenir yang senantiasa mengikuti kita agar daganganya terbeli. Hanya saja nampak daerah di kaki bukit gunung Batur gersang sekali dan nampak hangus terbakar, mungkin karena musim kemarau dan hujan belum turun.
Oiya disini juga aq baru mencoba Bakso di Bali. Karena mayoritas penduduk di Bali beragama Hindu, maka bakso yang dijual terbuat dari daging ayam dan kuahnya dibuat dari kaldu ceker. enak juga lho ternyata, lembut baksonya dan aq suka sekali kaldu ceker hihihi..
Ceking - Tegalalang
Kita teruskan perjlanan dari Kintamani Batur menuju Ceking Tegalalang, daerah ini terkenal dengan hamparan sawahnya yang hijau dan rapi berikut dengan teraseringnya.. Desa ini terkenal dengan nama Ceking, village of Rice Terrace :) Untuk masuk ke daerah ini, dipungut oleh pihak setempat sebesar Rp 5,000 per orang. Setibanya disana, cukup sulit untuk mencari parkir mobil karena parkir mobilnya hanya disediakan di pinggir jalan utama dan kemarin siang cukup banyak juga deretan mobil rombongan turis yang berkunjung kesana. Untuk menikmati pemandangan sawah tersebut, kita bisa nikmati sambil makan siang di beberapa cafe yang tersedia disana. Namun, karena tujuannya hanya untuk foto, jadi kita ya cari spot foto saja.
Pasar Sukawati
Setelah dari Ceking, kami putuskan untuk berbelanja sebentar di Pasar Sukawati takut besok2 gak sempat mumpung waktu masih menunjukkan jam 1 siang. Jadilah kita belanja belanji di Sukawati. Memang kurang afdol yah klo jalan2 di Bali tanpa belanja. Gak tau dey niy setelah ini , aq bakalan belanja dimana lagi hihihi..
Monkey Forest & Ubud Area
Selesai berbelanja, kami kembali ke arah atas menuju ke Monkey Forest, tempatnya para monyet2 nakal :p Karena gak tahu jalan, jadilah kita muter2 kota Ubud untuk mencari monkey Forest sampai melewati Museum antonio Blanco. Sayangnya, darla kurang suka museum atau galeri semacam itu jadi diurungkan dey niatku kesana. Setelah melewati Antonio Blanco, kami putar balik ke arah Monkey Forest lagi. Alhamdulillah sampai juga akhirnya setelah melewati Pasar Seni Ubud. Sayang sudah jam 4 sore sudah banyak yang tutup di pasar tersebut, padahal ingin mampir tadinya. Jalan Hanoman dan Jalan Monkey Forest di ubud itu suasananya seperti di Seminyak, lots of boutiques there. sangat mengguggah selera untuk berbelanja :) Sesampainya di Monkey Forest, aq urungkan niat untuk masuk, abis monyet2 yang di pintu masuk saja sudah keliatan nakal, apalagi di dalam nanti.. Jadi yah cuma foto foto2 aja di depan gerbangnya hihihi..
setelahnya kami putuskan untuk mencari makan, yeay... we are going to Pizza Bagus di Jalan Raya Pengosekan, Ubud. Jalan kaki aja dong dari Monkey Forest karena terlihat di googlemap terlihat sangat dekat.. Hihihi.. bodoh ya aq.. Tapi karena one way juga daripada muter2 mending jalan kaki aja dey sekalian olahraga sore. Dan ternyata jauh banget dunk, capek juga ini bumil jalan2.. Tapi akhirnya sampai juga hehehe. Suasana restorannya sederhana dan cozy banget. Dan ternyata, pizza dan spaghettinya mantapppp rasanya. Seneng dey.. Klo nginep di ubud lagi, pasti balik lagi kesana.
No comments:
Post a Comment